Menurut beberapa ahli, seperti :
1. Staub (1978) , Perilaku prososial adalah perilaku yang menguntungkan bagi penerima namun tidak ada keuntungan yang jelas bagi pelaku nya.
2. Eisenberg & Mussen (1989), Perilaku prososial mencakup tindakan-tindakan : sharing (membagi), cooperative(kerjasama),donating(menyumbang),helping(menolong),honesty(kejujuran),generosity(kedermawaan) , serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain.
3. Sears, Freedman, Peplau (1994) , Perilaku prososial meliputi segala tindakan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif penolong ( tanpa pamrih)
Jadi, perilaku prososial adalah segala tindakan yang menguntungkan penerima tapi tidak ada keuntungan yang jelas bagi pelakunya.perilaku proposial ini mencakup tindakan-tindakan yang mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain serta tanpa memperdulikan motif-motif penolong.
Contoh kasus :
Pada hari Minggu , Ibu dan Abith (10 tahun) pergi ke pasar untuk berbelanja. Suasana pasar sangatlah ramai dengan hilir mudik pedagang yang mengangkut barang-barang menuju kiosnya dan hilir mudik orang-orang yang hendak berbelanja. Pada saat Abith menunggu Ibunya yang sedang membayar di suatu kios, Abith melihat ada banyak buah-buahan yang berjatuhan dari kantong belanja seorang Ibu tua . Karena merasa kasihan dengan Ibu tua tersebut, seketika itu juga Abith menolong Ibu tua itu untuk membereskan buah-buahan yang berjatuhan di lantai pasar dan memasukkan buah-buahan itu ke kantong plastic yang baru. Ibu tua itu mengucapkan terima kasih kepada Abith lalu meninggalkan Abith dan Abith pun kembali ke tempat kios dimana ia menunggu ibunya.
Dari contoh kasus diatas, bisa dianalisis bahwa terdapat beberapa langkah yang dapat menentukan untuk melakukan tindakan prososial atau tindakan berdiam diri saja:
1. Menyadari adanya keadaan darurat.
Pada kasus diatas , Abith menyadari bahwa Ibu tua itu sedang mengalami keadaan darurat dan membutuhkan pertolongan orang lain.
Namun seseorang yang terlalu sibuk memperhatikan lingkungan sekitarnya akan gagal dalam menyadari keadaan tersebut. Misalnya saja, jika Abith terlalu asyik memperhatikan keadaan pasar yang ramai, dia mungkin saja tidak menyadari adanya keadaan darurat Ibu tua tersebut.
2. Menginterpretasikan keadaan sebagai keadaan darurat
Pada kasus diatas, Setelah Abith menyadari bahwa Ibu tua itu mengalami kejadian darurat, Abith pun mempertimbangkan apakah kejadian tersebut sangat darurat dan apakah Ibu tua itu membutuhkan bantuannya.
Ketika seseorang yang potensial untuk menolong namun dia tidak menyadari sepenuhnya apa yang terjadi maka dia akan menahan diri dan menunggu informasi yang lebih jelas dari kejadian tersebut.
3. Mengasumsikan bahwa dirinya bertanggung jawab untuk menolong.
Pada kasus diatas, setelah Abith mempertimabangkan bahwa kejadian Ibu tua tersebut adalah kejadian darurat. Kemudian Abith berpikir apakah dia harus menolong Ibu tua itu atau apakah dia harus membiarkan Ibu tua itu untuk membereskan sendiri buah-buahnya yang berjatuhan.
Salah satu alasan bahwa penolong yang seorang diri lebih mungkin untuk bertindak prososial adalah karena tidak ada orang lain yang dapat bertanggung jawab dan penolong itu mengasumsikan bahwa dirinya juga harus bertanggung jawab.
4. Mengetahui apa yang harus dilakukan.
Pada kasus diatas, setelah Abith mengasumsikan bahwa dia juga harus bertanggung jawab untuk menolong Ibu tua itu. Maka Abith pun memutuskan untuk menolong dan berpikir apa yang harus dilakukannya.
5. Melaksanakan tindakan pertolongan
Setelah Abith mengetahuiapa yang harus dilakukannya , maka dia segera melakukan pertolongan kepada Ibu tua itu dengan cara mengambil buah-buahan yang terjatuh , dan memasukkannya ke dalam kantong plastik yang baru.
Tindakan yang dilakukan Abith itu dilahirkan secara sukarela dan menghasilkan kebaikan untuk Ibu tua tersebut. Tindakan tersebut didasari oleh faktor empati, Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.
Faktor situasional dan personal yang menyebabkan Abith berperilaku prososial adalah karakteristik korban. Abith melihat bahwa Ibu tua tersebut harus ditolong . Abith beranggapan bahwa penyebab timbulnya masalah pada Ibu tua itu (jatuhnya buah-buahan) berada diluar kendali Ibu tua tersebut.
Jika dilihat dari perspektif perilaku prososial yaitu perspektif belajar , orang belajar menolong melalui penguatan dan peneguhan serta peniruan. Jadi , keputusan Abith untuk menolong Ibu tua itu merupakan peniruan yang berasal dari tingkah laku orang-orang disekitaranya seperti keluarga atau bahkan orang lain diluar keluarga.